Danpada hari Kamis, Nabi Saw selama enam hari, atau hari Sabtu selama empat hari akhir Dzulqaidah menugaskan Abu Dujanah sebagai man in charge (deputi) di Madinah. Rasulullah Saw bersabda untuk menebang beberapa pohon tua dan mengumpulkannya dengan pelana-pelana unta supaya tegak sebuah mimbar. Epik ini sendiri memiliki kisah yang Tempattidurnya terbuat dari kulit yang diisi dengan serabut pelepah kurma.Tidak banyak memiliki kesenangan didunia.Allah telah memberikan kunci-kunci kekayaan dunia tetapi beliau tidak mau mengambilnya dan memilih akhirat.Banyak melakukan dzikir dan fikir. Abu Dujanah r.a., dan sang Asad al-Usûd Hamzah ibn Abdul Muthallib r.a. Jika Mendengarkisah Abu Dujanah, Rasulullah Saw dan para sahabat meneteskan air mata. Sambil menangis, Rasullah memberikan penawaran kepada si pemilik pohon kurma dengan imbalan pohon-pohon kurma di Surga. Kontan saja si pemilik yang munafik itu menolaknya. Segera Sayyidina Abu Bakar melakukan penawaran berikutnya : sedangkankamu tidak merasa takut. (Al-Fath: 27) Berkedudukan sebagai kata keterangan keadaan untuk mempertegas pengertian; pada mulanya ditetapkan bagi mereka jaminan keamanan saat memasuki Mekah, selanjutnya dinafikan dari mereka rasa takut saat mereka menetap di Mekah, tanpa harus merasa takut terhadap seseorang. AbuDahdah memberitahu bahawa dia telah menukarkan seluruh kebunnya dengan sepohon kurma kepunyaan lelaki tadi. Rasullullah menyuruh Abu Dahdah bertemu dengan tuan tanah itu dan memberikan sepohon kurma yang baru sahaja menjadi miliknya. Abu Dahdah pun memberikan pohon kurma itu. Abu Dahdah melakukan ini kerana ingin menolong Rasullullah dan MakaRasulullah Saw. memerintahkan kepada pasukan kaum muslim untuk menebangi pohon kurma milik mereka dan membakarnya. Akhirnya mereka berseru, "Hai Muhammad, bukankah engkau telah melarang perbuatan kerusakan di muka bumi, dan engkau mencela para pelakunya? sedangkan orang-orang Ansar —tidak terkecuali Sahl ibnu Hanif dan Abu Dujanah d2LV. Halaman utamaAnimeTrendingKategoriLIVEMasuk untuk lihat konten yang Anda ikutiKisah Abu Dujanah dan Pohon Kurma Kisah TeladanDilarang memposting ulang tanpa izin dari untukmuSemuaAnime402251259304431323605341406425311305318338432332338258339Komentar 20TerbaikTerbaruKeren banget menambah wawasan kak animasinya bagus bangetTerjemahkanAnimasinya keren plus nambah pengetahuan, mantap kakTerjemahkanKeren bet kak, mangattt terussss TerjemahkanDisukai oleh creatorKeep spirit Guys❓Lets Smile For This Day🤓TerjemahkanCuma mampir TerjemahkanMasyaAllah, aku baru tahu ada cerita pohon kurma yg berpindahTerjemahkanSemangat Upload Nya Pleas Back Like Komen BrooTerjemahkanMenambah wawasan tiap malem TerjemahkanWahh kerenn kakTerjemahkanwoah mangstap kakTerjemahkanKerenTerjemahkanTidak ada lagi komentar Dalam kitab I’anatu al Thalibin karya monumental Abu Bakar bin Muhammad Syatha al Dimyati, terselip kisah yang sangat mengharukan. Cerita tentang ketaatan salah seorang sahabat Nabi yang memegang teguh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Imannya luar biasa, sifat sabarnya begitu sempurna. Sosok yang zuhud dan wara’. Tersebutlah Abu Dujanah, seorang sahabat yang selalu istiqamah shalat berjamaah subuh bersama Rasulullah. Setiap kali adzan subuh berkumandang, ia bergegas menuju ke masjid untuk bermakmum kepada baginda Nabi. Tetapi anehnya, setelah selesai shalat subuh ia selalu terburu-buru meninggalkan Masjid, tidak ikut dzikir dan berdoa bersama Rasulullah. Sampai suatu saat, Rasulullah mengetahui soal ini dan memanggil Abu Dujanah. Beliau bertanya kepada sahabatnya ini tentang perilakunya yang selalu keburu meninggalkan Masjid usai shalat Subuh. Seakan ia terlalu sombong sampai berdoa kepada Allah pun ditinggalkannya. Tidak seperti sahabat-sahabat yang lain, selalu menunggu Rasulullah bermunajat kepada Allah. Mendengar pertanyaan Rasulullah, Abu Dujanah sempat kikuk dan serasa segan mengungkap apa sebenarnya yang telah ia alami. Namun akhirnya, kepada utusan Allah yang terakhir ini beliaupun menuturkan peristiwa yang menyebabkan ia terburu-buru sesaat setelah shalat Subuh untuk segera pulang ke rumahnya. Dengan kata yang terbata-bata, sahabat Rasulullah ini menceritakan, bahwa ada satu pohon kurma milik tetangganya yang tumbuh menjulang tinggi, sementara dahannya ada yang menjuntai ke halaman rumahnya. Ia pun lalu bercerita keberadaannya sebagai orang yang sangat miskin, untuk makan sehari-hari saja harus pontang-panting. Keluarganya hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Melanjutkan ceritanya, ia menuturkan setiap kali tertiup angin di malam hari, kurma milik tetangganya ada yang jatuh ke halaman rumahnya. Hal itulah yang membuat ia selalu terburu-buru meninggalkan masjid untuk mengumpulkan buah kurma tersebut lalu diserahkan kepada pemiliknya. Karena khawatir anak-anaknya terbangun sebelum ia sampai ke rumah. Dan karena rasa lapar yang selalu mendera, anak-anaknya ia mengkhawatirkan mereka memakan kurma milik tetangga yang jatuh ke pekarangan rumahnya. Pernah suatu hari, tuturnya kepada Rasulullah, sebelum ia sampai ke rumahnya dan memungut buah kurma yang berserakan untuk diserahkan kepada tetangganya, salah seorang dari anak-anaknya terlanjur memakan buah kurma tersebut. Tampak olehnya, anak tersebut sedang mengunyah kurma basah di mulutnya milik tetangga yang jatuh ke halaman rumahnya. Kontan saja, Abu Dujanah mengeluarkan secara paksa kurma yang sedang nikmat-nikmatnya dimakan oleh anaknya. Ia masukkan jari-jarinya ke dalam mulut anaknya, kemudian mengeluarkan kurma tersebut dari dalam mulutnya. Akibatnya, anak itu menangis tersedu. Dari kelopak matanya mengalir butiran air mata. Semestinya perut yang sangat kelaparan itu akan terisi oleh kurma yang sedang dikunyah, namun kurma itu gagal tertelan karena ayahnya mengeluarkan paksa dari dalam mulutnya. Ia menangis, tangis pilu anak kecil yang sedang kelaparan. Abu Dujana lalu memeluk anaknya dengan setulus hati dan penuh kasih. Ia menangis, hatinya terasa disayat sembilu. Sambil membelai rambut anaknya ia berkata; “Aduhai anakku, ayah hanya ingin supaya engkau tidak mempermalukan aku kelak di akhirat nanti. Hingga nyawamu lepas sekalipun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu”. Didekapnya anaknya erat sekali, diciumnya dengan hati sedih. Lebih baik lapar di dunia dari pada harus mengorbankan iman. Sisa kunyahan kurma beserta kurma yang yang jatuh ke halaman rumahnya ia serahkan kepada pemiliknya. Mendengar kisah sahabatnya ini, Rasulullah seakan tak bisa berdiri tegak dengan kedua kakinya. Mata beliau berkaca-kaca. Dari mata mulianya mengalir deras air mata, hati beliaupun remuk karena haru. Lama sekali mata yang sembab itu berhenti mengalirkan bulir-bulir air kesedihan. Selang jeda waktu yang tak terlalu lama, Rasulullah bertanya kepada Abu Dujanah siapakah pemilik pohon kurma tetangganya tersebut. Yang ternyata adalah seorang laki-laki munafik. Pada suatu hari Rasulullah mengundang tetangga Abu Dujanah tersebut dan meminta untuk menjual pohon kurmanya. Sahabat Abu Bakar dengan suka rela membeli pohon kurma yang dimaksud dengan harga sepuluh kali lipat dari harga yang semestinya, karena pemiliknya enggan untuk menjualnya dengan harga biasa. Munafik yang sangat tamak akan harta itu lalu menerima uang dari Abu Bakar dengan perasaan yang senang bukan kepalang. Karena kedermawanan Abu Bakar, lalu Rasulullah bersabda kepadanya;”Wahai Abu Bakar, Aku yang akan menanggung gantinya untukmu.” Sahabat senior ini senang mendengar ucapan baginda Nabi. Dalam hatinya berkata; apalah arti kekayaan di dunia ini bila dibanding kenikmatan akhirat. Orang munafik yang telah menerima pembayaran pohon kurmanya, dengan riang kembali ke rumahnya. Lalu berkata pada istrinya, hari ini aku untung banyak, aku bisa membeli sepuluh pohon kurma baru. Apalagi, pohon kurma yang ia jual toh masih ada di pekarangan rumahnya. Ia masih bisa mengambilnya lebih dahulu. Buahnya tidak akan diberikan pada tetangganya. Yakni Abu Dujanah. Pada saat malam hari, ketika si munafik tidur, dengan mukjizat Rasulullah pohon kurma tersebut berpindah ke pekarangan rumah Abu Dujanah. Tanpa menyisakan bekas galian pohon seakan kurma itu awalnya di halaman rumah orang yang kikir dan munafik tersebut. Betapa gembira Abu Dujanah beserta istri dan anak-anaknya. Kini mereka tidak akan pernah kekurangan makanan lagi. Dipeluknya anak-anaknya, sambil bersyukur kepada Allah. Berkat keteguhan imannya Allah telah mengurai takdir derita dan susah menjadi bahagia. Bahwa bersama kesusahan pasti akan datang kebahagiaan. Itulah janji Allah kepada mereka yang teguh memegang iman. Wallahu A’lam BEGITU banyak jalan dari Allah SWT untuk hambanya yang selalu mematuhi perintah agamanya. Salah satu perintahnya adalah tidak mengambil apapun yang bukan miliknya, karena itu haram hukumnya. Salah satu contohnya adalah mengembalikan barang yang bukan milik islam banyak dosa yang akan dia dapat ketika memakan harta haram yang bukan miliknya. Untuk itu sangat penting untuk menjaga diri dan keluarga agar tidak makan dari yang tidak halal. Berikut adalah kisah tentang sahabat nabi Muhammad SAW yang sangat menjaga dirinya dan keluarganya dari barang haram yang bukan miliknya. Dikutip dari berbagai sumber, Selasa 17/06/2019.Pada zaman Nabi Muhammad, terdapat seorang bernama Abu Dujanah dan dia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Abu Dujanah adalah orang yang sangat taat kepada agama dan Nabinya Muhammad SAW. Dia selalu menjalankan ibadah yang dianjurkan oleh agamanya yaitu islam. Setiap usai menjalankan ibadah salat berjamaah shubuh bersama Nabi, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa oleh Nabi Muhammad ketika selesai salat. Suatu Ketika, Nabi mencoba meminta klarifikasi pada Abu Dujanah ketika bertemu dengannya.“Hai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu sampaikan pada Allah sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?” tanya Nabi Muhammad kepada Abu Dujanah pun menjawab, “Anu Rasulullah, saya punya satu alasan.“Apa alasanmu? Coba kamu utarakan!” Lanjut Nabi Muhammad SAW.“Begini,” kata Abu Dujanah sambil memulai menceritakan alasannya. “Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku tersebut saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.”“Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anak-anakku sering kelaparan, kurang makan. Saya takut saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai shalat, Saya bergegas segera pulang sebelum anak-anak terbangun dari tidurnya dan memakannya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada saat, kami pernah agak terlambat pulang. saya menemukan anakku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuannya. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya yang ia pungut di bawah tanah tepat di rumah kami.”Mengetahui itu, Abu Dujanah pun memasukan jari-jari tangannya ke mulut anaknya itu. dia keluarkan apa pun yang ada di mulut anaknya. Abu Dujanah mengatakan pada anaknya, "Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak." Anakku lalu menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat katakan kembali kepada anaknya itu, Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak.”Pandangan mata Nabi Muhammad pun sontak berkaca-kaca, lalu butiran air mata mulianya mulai berderai begitu Muhammad SAW pun kemudian mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah dalam cerita yang ia sampaikan nabi Muhammad SAW pun kemudian menjelaskan, pohon kurma tersebut adalah milik seorang laki-laki basa-basi, Nabi memanggil pemilik pohon kurma tersebut untuk bertemunya. Setelah bertemu dengan pemilik pohon Nabi Muhammad lalu mengatakan, “Bisakah jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu?Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.” Begitu tawar Nabi Muhammad yang dikenal sebagai orang munafik ini lantas menjawab dengan tegas, “Saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-kapan.”Lalu tiba-tiba Abu Bakar As-Shiddiq RA datang. Lantas berkata, “Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya.”Si munafik berkata kegirangan, “Oke, ya sudah, aku jual.”Abu Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.” Setelah sepakat, Abu Bakar menyerahkan pohon kurma yang sudah dibelinya dari laki-laki munafik itu kepada Abu Muhammad kemudian bersabda, “Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.”Mendengar sabda Nabi ini, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Pohon kurmanya di beli oleh Abu Bakar, Si laki-laki munafik inipun pulang dan berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja terjadi.“Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu Abu Dujanah sedikit pun.”Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Si munafik itupun keheranan. Kisah ini dari kitab I’anatuth Thâlibîn Beirut, Lebanon, cet I, 1997, juz 3, halaman 293 karya Abu Bakar bin Muhammad Syathâ ad Dimyatîy w. 1302 H.Dari Kisah Ini dapat kita ambil pelajaran bahwa betapa hati-hatinya sahabat Rasulullah tersebut dalam menjaga diri dan keluarganya dari makanan haram yang bukan miliknya. Sesusah apapun hidup jagalah diri dan keluarga dari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT. Setiap kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT sepuluh kali lipat sebagaimana janji Baginda Nabi Muhammad. Jika semua tidak di dapatkan sekarang maka akan di dapatkan di Akhirat kelak.

kisah abu dujanah dan pohon kurma